(Foto Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris Jhon Minggus Keiya dan Peserta Didik Mudertus Dogomo ketika Berada di Perpustakaan)
Oleh Jhon Minggus Keiya
Pertama saya menginjakkan kaki di lingkungan sekolah SMA Negeri 1 Dogiyai. Tentunya saat itu saya belum mengenal siapa-siapa disana. Kepala sekolah, para guru, bahkan siswa-siswipun belum saya kenal satu orangpun.
Ketika saya masuk dari depan pintu gerbang menuju kantor guru dengan melangkahkan kaki agak keragu-raguan, dan ketika saya tiba sampai di depan kantor Guru. Saya kaget, karena belum ada satu gurupun yang ada dikantor. Bahkan, belum membuka ruang guru dan ruang kelas meskipun jamnya sudah menunjukkan 08:05 am.
Dengan santainya saya berdiri depan pintu ruang guru, sambil bertanya-tanya dalam hati "apakah akan ada guru atau siswa-siswi yang muncul dan akan ajak bicara ?".
Ternyata benar dari ujung kantor kepala sekolah (depan pintu gerbang) muncul beberapa siswa. Dengan santai saya memandangi mereka dan dalam hati berharap "Semoga mereka datang kepada saya untuk berbicara".
Namun, dari beberapa siswa tersebut, hanya satu orang yang datang menghampiri saya. Tapi dia pun datang dengan agak ragu-ragu, mungkin karena kita masih belum akrab dan saling kenal.
Lalu dia sambil tersenyum menyapa saya "Selamat Pagi, Pak guru" dia panggil Pak guru juga dengan suara berat, dan penuh keragu-raguan. Sebab siswa ini mungkin saja berpikir bahwa ini bukan Guru karena masih terlalu mudah.
"Selamat Pagi adik" saya menjawab sambil kita berjabat tangan.
Kemudian saya bertanya lagi, "Guru-guru masih belum datang ?"
"Iya Pak Guru, ada satu guru yang sudah datang, Guru penjaskes" kata siswa itu.
"Oh begitu ?" saya bertanya singkat
"Iya pak guru" Balasnya.
Dalam hati saya berkata "Nampaknya kita sudah bisa saling komunikasi dengan tenang".
Jadi, tanpa basa-basi saya langsung menanyakan "Adik punya nama siapa ?"
"Mudertus Dogomo, pak guru" jawabnya
Oke, Mudertus. Mudertus kelas berapa ?" Saya bertanya
Mudertus menjawab "Kelas 10 Pak Guru"
"Kelas 10 ya, baik. Kalian mata pelajaran apa jam pertama?"
"Bahasa Inggris, pak guru".
Langsung saya tekan "bahasa Inggris ya, berarti Pak guru akan masuk"
Adik Mudertus kaget "ah" mungkin karena dia belum tahu kalau saya adalah guru mata pelajaran Bahasa Inggris baru yang akan mengajarkan mereka.
"Baik sudah pak guru saya mau pergi ke teman-teman" Mudertus bilang
Jawab saya singkat, "baik sudah dik, kita ketemu dikelas".
"Baik Pak Guru" kita berjabat tangan sambil berpisah
Kemudian tak menjelang 1 menit seorang guru datang dan membuka pintu kantor guru. Dan saya bersiap-siap setelah itu, untuk menuju ke kelas Fase E dan melakukan proses belajar mengajarnya hingga selesai.
Sehingga sekarang, menjelang 3 bulan Mudertus dan saya sudah menjadi akrab. Dia selalu membantu saya merapikan buku di perpustakaan dan menyapu. Dia murid pertama yang berkenalan serta menyapa saya. Dia Murid disiplin, bertanggung jawab dan berani. seperti itulah cerita pendek jumpa Mudertus di Taman Belajar, Membangun Keakraban
Demikian....