Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Bumi Terluka Hati Menangis

Sabtu, 17 Agustus 2024 | Agustus 17, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-17T17:15:43Z

(Foto DOC Pribadi Penulis, Sumber: Facebook)

Karya
Ernest Pugiye
Bomomani, 14 Agustus 2024


“Sebuah Seruan Kenabian untuk Nemangkawi”


Di tengah hiruk pikuk dunia
Beton merangkak, menelan ruang hijau
Nafsu manusia mencabik-cabik bumi
Jeritan terlontar dari jantung Papua.

Nemangkawi, tanah leluhur yang kaya
Kini terluka, luka menganga
Tangan-tangan rakus menjarah kekayaan
Mengabaikan hak-hak manusia dan alam
Bumi Nemangkawi sudah dibawa-keluar di dunia seberang
Suku Amungme berdampingan dengan dunia serba ilusi dan derita
Manusia baru, Tambang tembaga dan raksasa besi menjulang abadi
Menelan ruang hidup, sakralitas dan mengotori sungai beradat Papua
Hati para leluhur berdesir, bertangisan darah dan tanah dilukai bernanah.


Meski hak-hak mereka terukir dalam adat, warisan abadi
Namun segalanya dinjak-injak, keadilan terenggut
Di tengah penderitaan itu, pesan Paus bergema,
"Merawat bumi, rumah bersama," serunya,
"Gaya hidup hemat, hormati alam suci."

Laudato Si dan Fratelli tutti
Lentera bagi mereka yang terluka dan dilukai
Pengingat, bumi bukan sumber daya yang harus dirampas
Rumah kita bersama, dijaga dan dihormati.


Di Nemangkawi, semangat itu seharusnya terwujud
Perlawanan tak kenal lelah, pejuang lingkungan,
Menentang dan tuntaskan eksploitasi yang tak berujung henti
Berjuang mempertahankan hak-hak mereka
Menjaga tanah leluhur, melindungi masa depan.

Seruan suci ini, terlahir dari empati seorang utusan-Nya
Keprihatinannnya terhadap bumi yang terluka bernanah
Seruan untuk membuka mata, melihat penderitaan kaum lemah
Ajakan untuk berjuang bersama, mewujudkan keadilan
Melindungi bumi, rumah kita bersama.

Di tengah gemerlapnya kemajuan,
Jangan lupa bumi yang terluka untuk kita berdamai
Jangan biarkan eksploitasi merajalela
Mencabik-cabik hati bumi dan manusia
Kita berjuang bersama untuk keselarasan Hidup manusia dan alam.

Di Nemangkawi, suara alam berbisik
"Kami merindukan keseimbangan dan damai,
Keadilan, rekonsiliasi dan penghormatan
Suara itu tergema di setiap dedaunan
Di setiap aliran sungai yang tercemar
Di setiap nafas yang terengah-engah
Di setiap hati yang terluka
Di setiap jiwa yang merindukan keadilan.

Suara itu, juga tergema dalam hati kita
Menyadarkan kita akan tanggung jawab etis ekologis
Sebagai penghuni bumi, kita harus bertindak damai
Menjadi bagian dari solusi, rekonsiliasi, bukan masalah
Melawan eksploitasi, menebarkan kasih sayang,
Menghormati hak-hak alam dan manusia lokal
Membangun masa depan yang berkelanjutan
Untuk bumi, untuk generasi mendatang.

Pesan iman ini, bukan hanya kata-kata
Tetapi sebuah panggilan suci dan ajakan damai
Untuk berjuang bersama, untuk kedamaian mama bumi
Untuk keselamatan Nemangkawi dan masa depan bangsa.

Mari kita dengarkan bersama suara bumi
Suara hati mama yang terluka bernanah dan bersedu-sedan
Dan bersama-sama, kita bangun kembali
Hidup harmoni dan berdamai antara manusia alam dan Pencipta.

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update