Di bumi Papua, tanah berselimut hijau,
Terngiang seruan, suara hati yang terluka,
Masyarakat asli, terpinggirkan dan terlupakan,
Hak-hak mereka terinjak, impian mereka sirna.
Gereja Katolik, suara lantang yang tak henti,
Menyerukan keadilan, untuk Papua yang tercinta,
Melawan tirani, melawan eksploitasi,
Mengawal hak hidup, untuk generasi mendatang.
Kekerasan merajalela, luka menganga di dada,
Sistem terstruktur, menghancurkan jiwa,
Militerisasi merajalela, menindas dan mencengkeram,
Politik kotor, menghancurkan persatuan dan persaudaraan.
Eksploitasi alam, merampas tanah dan kekayaan,
Hutan terbakar, bumi menangis pilu,
Deforestasi merajalela, menghancurkan ekosistem,
Masyarakat adat terusir, masa depan mereka terancam.
Gereja Katolik, berdiri tegak di garis depan,
Menjadi suara bagi yang tak bersuara,
Mengawal hak hidup, untuk masyarakat asli Papua,
Meminta keadilan, untuk tanah Papua yang tercinta.
Seruan ini bergema, menggema di seluruh dunia,
Mengajak semua pihak, untuk bergandengan tangan,
Membangun Papua yang damai, sejahtera dan adil,
Menjadi rumah bagi semua, dengan cinta dan kasih sayang.
Semoga seruan ini didengar,
Semoga keadilan terwujud,
Semoga Papua kembali tersenyum,
Dengan damai dan sejahtera.