Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Banyak Orang Asli Papua Menjadi Pion Jakarta Di Tanah Papua

Jumat, 15 November 2024 | November 15, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-11-15T17:03:08Z
Oleh
SELPIUS BOBII
(Koordinator JDRP2, Juga Ketua Umum Front PEPERA Papua Barat)
Deiyai, 13 November 2024


Negara Indonesia selalu memanfaatkan orang asli Papua untuk mempertahankan Papua dalam bingkai NKRI, merampas Sumber Daya Alam Papua (SDA), serta memusnahkan etnis Papua. Untuk mencapai beberapa tujuan dimaksud, Negara Indonesia menerapkan berbagai strategi dan pendekatan, antara lain: 

1). Melalui pendekatan sosial budaya; Misalnya: Negara melalui kaki tangannya membangun hubungan baik dengan para kepala suku tertentu, lalu mereka memberikan berbagai bantuan kepada kepala suku tertentu dan komunitasnya, dan lain sebagainya. Dengan melalui pendekatan pendekatan itu, para kepala suku tertentu, atau warga Adat tertentu menjadi pion Jakarta; 

2). Melalui pendekatan Organisasi Keagamaan; Misalnya: Negara melalui kaki tangannya membangun hubungan dengan para pemimpin agama tertentu; kemudian Negara melalui kaki tangannya menawarkan dan memberikan berbagai bantuan; Dengan melalui berbagai pendekatan itu, para pemimpin atau aktivis Agama tertentu, atau umat jemaat tertentu menjadi pion Jakarta; 

3). Melalui pendekatan sosial politik dan ekonomi; Misalnya Negara melalui para kaki tangannya membangun hubungan dengan berbagai organisasi kemasyarakatan, termasuk LSM tertentu. Bahkan para aktor Negara mendorong para warga tertentu dan membentuk banyak organisasi yang bergerak dalam berbagai bidang kehidupan; Kemudian kepada mereka, Negara memberikan berbagai bantuan. Selain itu, Negara memberikan kepada warga tertentu "jabatan" dalam birokrasi pemerintahan, baik dari tingkat yang terkecil di Kampung sampai di tingkat Pusat Pemerintahan. Melalui berbagai pendekatan yang dibangun itu, para warga tertentu itu menjadi Pion Jakarta untuk mengamankan kepentingan Jakarta; 

4). Melalui pendekatan hukum dan keamanan. Misalnya: Para aparat TNI dan Polri menangkap, menyiksa, dan memenjara dengan sewenang-wenang terhadap para aktivis Papua merdeka atau rakyat sipil biasa, juga melalui operasi militer, baik terbuka dan tertutup, serta operasi intelijen. Untuk mencapai maksud itu, presiden Indonesia melalui kaki tangannya membangun dan memperkuat jaringan Struktural TNI dan Polri, serta membangun jaringan Intelijen baik dari tingkat pusat sampai di tingkat dusun terkecil; Ada banyak orang asli Papua direkrut menjadi mata-mata Indonesia dengan jaminan bantuan berupa uang dan materi lainnya. 

5). Melalui pendekatan Struktur Pemerintahan, baik dari tingkat Pusat sampai di tingkat Kampung RT. Pemerintah melalui struktur pemerintahannya memainkan strateginya dengan metode "Devide et Impera - pecah belah dan menjajah". Untuk menindas bangsa Papua, Negara Indonesia pakai melalui berbagai produk hukum yang sesungguhnya tidak adil, tetapi dilegalkan melalui produk hukum atau peraturan perundang-undangan, sehingga apapun program jahat yang dikemas dengan rapi dari Jakarta selalu sukses dan berhasil di Tanah Papua. 

Mari kita memahami kondisi saat ini. Di tingkat pusat dalam Kabinet Prabowo, ada satu Menteri asal Papua, yaitu Bung Natalis Pigai yang kini menjabat menteri HAM, dan satu Wakil Menteri yaitu ibu Dr. Ribka Haluk, S. Sos yang kini menjabat Wamendagri. Kabinet sebelumnya juga, presiden Jokowi pernah mengangkat beberapa Menteri dari asal Papua, antara lain John Wempi Wetipo, dan ada pula menteri lain asal Papua pada periode kabinet presiden sebelumnya. 

Ketika John Wempi Wetipo menjadi Wamendagri, ia pernah menjadi pion Jakarta untuk memuluskan berbagai program Jakarta, antara lain: meloloskan revisi UU Otsus Papua pada tahun 2021, dan meloloskan pemekaran pemekaran di Tanah Papua, baik pemekaran Propinsi maupun pemekaran Kabupaten. Bagi pak JWW dan Pemerintah Pusat, program program itu berhasil dan sukses, tetapi bagi bangsa Papua, UU Otsus dan Pemekaran Pemekaran di Tanah Papua adalah "kuburan massal bagi bangsa Papua" yang disiapkan oleh Pemerintah Indonesia atas kerjasama orang asli Papua tertentu yang rakus tahta, harta dan wanita. Melalui penerapan UU Otsus dan Pemekaran Pemekaran Baru yang tidak adil dan tidak memenuhi syarat itu, kini telah membawa dampak buruk terhadap Tanah Air dan bangsa Papua, yaitu kehancuran dan pemusnahan etnis. Karena dengan adanya pemaksaan penerapan UU Otsus Papua dan Pemekaran Pemekaran Baru itu memberikan peluang emas bagi para pendatang dari luar Papua untuk menduduki, menguasai baik dalam sistem dan diluar sistem pemerintahan di Tanah Papua, serta memusnahkan etnis Papua. 

Peran yang pernah dijalankan oleh JWW sebagai Wamendagri pada kabinet Jokowi, kini peran itu dijalankan oleh Wamendagri asal Papua, yaitu Ibu Ribka Haluk. Pada hari Selasa, 12 November 2024, Ibu Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Republik Indonesia Dr. Ribka Haluk, S.Sos. MM telah memimpin apel gabungan bersama 8 bupati se-provinsi Papua Tengah dan TNI-Polri di Nabire. Setelah itu dilanjutkan dengan penandatanganan Berita Acara 8 Program Unggulan ASTA CITA. Berikut ini, isi Asta Cita Prabowo-Gibran :
1. Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM).
2. Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
3. Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
4. Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
5. Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
6. Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
7. Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.
8. Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antar umat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan Makmur. 

Siapapun orang asli Papua yang mensukseskan program Jakarta yang bertujuan untuk menghancurkan Tanah air Papua dan memusnahkan etnis Papua adalah boneka Jakarta, dan pantas disebut budak Indonesia, serta pengkhianat perjuangan luhur bangsa Papua. 

Banyak orang asli Papua, khususnya mereka yang menikmati segala kenyamanan yang disiapkan oleh Negara Indonesia selalu mengatakan bahwa segala kebijakan Jakarta ini untuk membangun Tanah Papua. Tetapi, kami bertanya: "Pembangunan fisik di tanah Papua untuk siapa? Menurut Pdt. Dr Benny Giay "Pembangunan bias pendatang". Segala kebijakan Jakarta di Tanah Papua itu bukan pembangunan yang membebaskan, bukan pembangunan yang menghidupkan dan bukan pula pembangunan yang menyelamatkan Papua, tetapi pembangunan yang menindas, pembangunan yang mematikan, dan pembangunan yang menghancurkan Tanah Air dan bangsa Papua.  

Sudah terbukti bahwa tanah air Papua dan etnis Papua sedang hancur dan sedang dimusnahkan melalui program program yang dikemas dengan rapi dalam berbagai kebijakan dari Jakarta. Melalui artikel ini kami menegaskan bahwa orang asli Papua tertentu yang selalu mensukseskan program Jakarta "harus pakai kaca mata Kebenaran" dan lihat apa yang terjadi di Tanah Papua, jangan Anda pakai kaca mata buatan Jakarta untuk melihat realitas Papua "karena takut kehilangan jabatan dan harta sesaat" dalam bingkai NKRI.

Para pion Jakarta ini selalu menyembunyikan "kebenaran" karena takut kehilangan jabatan dan harta sesaat dalam bingkai NKRI; Mereka ini buta hati, buta mata, dan buta pikiran karena mereka ini pakai kaca mata buatan Jakarta untuk melihat realitas Papua. Ironisnya adalah bahwa mereka ini ada yang punya gelar tinggi: Sarjana, Master, Doktor, dan bahkan Profesor, tetapi tidak punya pandangan kritis tentang apa yang terjadi terhadap tanah air dan bangsa Papua; Ada yang tahu realitas kehidupan Tanah Air dan bangsa Papua, tetapi pura pura tidak tahu; cuek, apatis karena mata hatinya dibutakan oleh ambisi untuk mengejar dan mempertahankan tahta, harta, wanita atau pria idaman, dan mereka ini hanya fokus mengejar kepentingan pribadi, keluarga dan golongan dengan mengatasnamakan berkarya demi rakyat; Padahal sesungguhnya mereka ini berkarya untuk melayani Bos Bos di Jakarta dengan penuh taat (loyal); Mereka ini pantas disebut budak-budak dari Negara Indonesia, yang tidak punya harga diri karena harga dirinya telah dijual atau digadaikan dengan jabatan dan harta serta wanita atau pria idaman dari Indonesia.

Kami sungguh menghargai orang asli Papua yang dengan sungguh hati berbuat baik dan melayani rakyat, tetapi kami tidak respek kepada orang Papua yang menerima program Jakarta yang bertujuan merugikan, menghancurkan Tanah air Papua dan memusnahkan etnis Papua. Jadi bagi siapapun yang bermaksud baik untuk berkarya bagi Negeri ini, silahkan Anda bekerja bagi keselamatan Tanah Air dan bangsa Papua yang sedang hancur dan musnah dalam bingkai NKRI ini.  

Mari kita berani berkata "salah jika salah, dan berani berkata "benar, jika benar". Itu prinsip moral. Keselamatan jiwa jiwa bagi yang teraniaya karena dosa dan belenggu penjajahan adalah hukum tertinggi. 

Kepada Aparatus Pemerintahan, silahkan bangun tanah Papua karena itu kewajiban Negara/ Pemerintah untuk membangun demi kebaikan bersama selama Papua dalam bingkai NKRI, membangun itu bukan merusak apa yang ada; Tetapi camkanlah bahwa bangsa Papua punya hak mutlak untuk berjuang merdeka berdaulat, punya hak mutlak untuk menentukan nasib sendiri, karena "kemerdekaan (merdeka berdaulat) itu ialah hak segala bangsa", sebagaimana amanat dari pembukaan UUD 1945 alinea pertama. 

Berdasarkan pengalaman bangsa Papua hidup bersama bangsa Indonesia selama 61 tahun, saya simpulkan bahwa "tak ada masa depan bagi bangsa Papua dalam bingkai NKRI". Maka itu, segala program Jakarta yang tujuannya merugikan bangsa Papua, tentu kami akan protes, tentu kami akan lawan, karena kami tidak berjuang di wilayah abu abu: " benar adalah benar, salah adalah salah". 

Mari kita terus berdoa dan berjuang sampai "Kebenaran" yang kita perjuangkan itu ke luar sebagai pemenang akhir. Karena pada hakekatnya "kebenaran" itu tak dikalahkan oleh siapapun, oleh kekuatan apapun dan dengan cara apapun. Sumber "Kebenaran" adalah Tuhan Allah, dan Tuhanlah "Kebenaran" itu. Tuhan Allah yang empunya Kebenaran menyertai kita sampai puncak "Kemenangan Iman" hingga "Maranatha". 


Atas pertolongan Tuhan, Papua Pasti Bisa! 
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update