Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Rekoleksi Guru Katolik: Menjelajahi Transformasi Panggilan dalam Pendidikan

Sabtu, 24 Agustus 2024 | Agustus 24, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-25T10:18:52Z

Dogiyai, DEIYAI WIYAI NEWS - Rekoleksi bagi para guru Katolik di Paroki Santa Maria Menerima Kabar Gembira Bomomani, Mapia, Keuskupan Timika, menjadi momen penting yang dipenuhi makna mendalam. Digelar pada Sabtu, 23 Agustus 2024 di Aula St. Donbosco Bomomani, acara ini mengangkat tema "Perubahan Panggilan Hidup Kristiani bagi para Guru Katolik".


Para guru yang hadir, dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari TK-PAUD hingga SMA Negeri 1 DOGIYAI, bersatu dalam refleksi mendalam tentang panggilan mereka sebagai pendidik. Perjalanan mereka dari berbagai wilayah, bahkan dari lingkungan yang cukup jauh, mencerminkan dedikasi dan semangat mereka untuk bersama-sama menggali makna panggilan hidup Kristiani dalam konteks profesi guru.

Rekoleksi ini, yang diprakarsai oleh Dewan Paroki Bomomani melalui seksi pendidikan dan dipimpin oleh Ibu Kepsek SMPN 1 Mapia Fransiska Tagi, menyatukan sekitar 50 peserta. Kehadiran Mama Bomomani dalam kegiatan ini menambah semarak dan kehangatan suasana, menunjukkan bahwa dukungan dan partisipasi aktif dari seluruh komunitas sangat penting dalam membangun pendidikan yang bermakna.

Materi refleksi yang dibagikan dalam rekoleksi ini, dengan judul "Guru antara Profesi dan Panggilan Hidup" karya Rm. Robertus Guntur, Pr, menawarkan perspektif yang mendalam tentang peran guru dalam konteks iman Kristiani. Teks ini mengajak para guru untuk merenungkan kembali makna panggilan mereka, bukan hanya sebagai profesional yang menjalankan tugas mengajar, tetapi juga sebagai pelayan Tuhan yang memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk generasi penerus.
 
Menjadi Guru yang Menginspirasi:
Rm. Robertus Guntur, Pr, mengajak para guru untuk menghindari menjadi penghambat cita-cita para murid. Ia mengingatkan bahwa anak-anak yang putus sekolah atau tidak bersekolah akan menjadi malapetaka dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu, panggilan guru bukan hanya sekedar menjalankan tugas mengajar, tetapi juga menjadi pendidik yang mampu mengubah generasi masyarakat di tempat mereka berada.
 
Panggilan untuk Membentuk Manusia 'Dari Dalam':
Teks refleksi ini menekankan bahwa tujuan pengajaran di sekolah bukan hanya untuk memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga untuk mengembangkan manusia 'dari dalam' (from within). Sekolah harus menjadi tempat di mana para siswa diarahkan untuk tumbuh secara holistik, baik secara intelektual, moral, dan spiritual. Pendidikan adalah perwujudan dari misi yang dipercayakan oleh Yesus kepada Gereja. Melalui pendidikan, Gereja berupaya mempersiapkan para anggotanya untuk memberitakan Kabar Baik dan menerjemahkan hal ini ke dalam tindakan konkret.
 
Menghargai Nilai Moral dan Religius:
Selain aspek intelektual, teks ini juga menekankan pentingnya pembentukan moral dan religius para siswa. Para pendidik harus mengingat bahwa para siswa memiliki hak untuk didorong untuk menghargai nilai-nilai moral dengan hati nurani yang tepat, dituntun kepada pengetahuan yang benar akan Tuhan dan hubungan yang mendalam dengan-Nya dan dengan sesama. Pendidik harus mendidik mereka untuk bersyukur dan berdoa.
 
Bersama Membangun Tubuh Kristus:
Rekoleksi ini mengingatkan para guru bahwa mereka merupakan bagian dari komunitas iman yang terikat kewajiban untuk selalu memelihara persekutuan dengan Gereja, juga dengan cara bertindak masing-masing. Mereka diajak untuk bekerja sama membangun Tubuh Kristus, mencerminkan kesatuan dan persatuan dalam iman dan pengabdian.
 
Rekoleksi ini bukan hanya sebuah acara formal, tetapi juga sebuah perjalanan spiritual yang mendalam bagi para guru Katolik di Paroki Santa Maria Menerima Kabar Gembira Bomomani. Melalui refleksi dan perenungan bersama, mereka diharapkan dapat menemukan makna baru dalam panggilan hidup mereka sebagai pendidik dan terus bersemangat dalam menjalankan tugas mulia mereka dalam membentuk generasi yang beriman dan berakhlak mulia.
 
Panggilan Guru: Sebuah Perjalanan Menuju Kesuburan Jiwa
Teks refleksi "Guru antara Profesi dan Panggilan Hidup" mengungkap bahwa panggilan menjadi guru bukan sekedar pekerjaan, melainkan sebuah perutusan mulia yang menuntut dedikasi dan pengorbanan. Di zaman now, banyak yang menganggap profesi guru tidak menarik. Hal tersebut bisa jadi dipicu karena banyaknya tawaran profesi menarik selain menjadi guru.
 
Tantangan Krisis Guru dan Makna Pengorbanan:
Teks ini menyinggung tantangan krisis ketersediaan guru yang bisa terjadi di masa depan. Panggilan menjadi guru akan mengalami situasi yang kurang menarik. Hal ini dikarenakan kondisi yang lebih mudah di bidang lain, sehingga banyak yang memilih profesi lain. Namun, teks ini menekankan bahwa menjadi guru merupakan pekerjaan mulia yang dilakukan dengan nilai pengorbanan bermakna.
 
Panggilan Guru: Memiliki Jiwa Melayani:
Panggilan menjadi guru memiliki jiwa melayani, khususnya pada dimensi jiwa melayani inilah, panggilan guru mengalami kesuburan untuk bertumbuh. Panggilan itu dapat meningkatkan kualitas dan kemudian ditanggapi dengan berasal dari yang ilahi masuk ke dalam jiwa terdalam, dengan aksi nyata berkualitas. Dalam analisis Buijs (2005), kerangka vocation, di sisi lain, mencerminkan komitmen yang bersifat personal karena menekankan pada panggilan dan dimensi pelayanan. Dengan demikian, mengungkap tentang proses pengajaran dalam perspektif tersebut mengartikan lebih dari sekedar peran mengajar.
 
Tanggung Jawab yang Timbul dari Panggilan Mengajar:
Tanggung jawab yang timbul dari panggilan mengajar ditujukan kepada para siswa atau kepada siapa pun yang menjadi tujuan dari panggilan mengajar. Konsep guru sebagai panggilan pada hakikatnya mengandung semangat altruistik, membantu para murid dalam pendidikan secara optimal. Menjadi guru yang efektif, efisien, dan mendalam jika didasari oleh panggilan untuk melayani peserta didik. Dalam analisis Romero-Ramirez & Calles (2020), profesi guru mewajibkan keberadaan panggilan internal.
 
Profesi dan Panggilan: Saling Terikat Erat:
Kedua elemen, profesi (panggilan) perlu saling terkait erat, karena memiliki upaya pendidikan memahami tugas profesional yang di dalamnya seringkali mengakibatkan panggilan tanpa memahami tugas profesional yang berdampak negatif. Apabila guru menjalankan dedikasi yang dibermodalkan komitmen, semangat, dan kesadaran matang, karena menyadari bahwa pendidik memiliki peran penting dalam membentuk keseluruhan individu dari berbagai kelompok usia.

Ketua Seksi Rekoleksi Ibu Tagi kelahiran Bomomani-Mapia itu menegaskan dalam sambutan penutu penutupan bahwa Rekoleksi ini menawarkan pandangan baru tentang panggilan menjadi guru. Bukan hanya sekedar profesi, tetapi juga sebuah perutusan yang menuntut dedikasi, pengorbanan, dan kesadaran matang dari para guru Katolik di Mapia. Melalui refleksi mendalam, para guru diharapkan dapat menemukan makna baru dalam panggilan hidup mereka dan terus bersemangat dalam menjalankan tugas mulia mereka dalam membentuk generasi yang beriman dan berakhlak mulia.


Penulis: Ernest Pugiye
TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update