(Gambar Ilustrasi Sumber: https://papuakini.co)
Cerpen Oleh
Jhon Minggus Keiya
Sekitar jam 7 petang, saya keluar dari rumah untuk beli ayam di tempat penjualan. Jarak antara rumah ke tempat penjualan ayam tersebut sekitar 7 menit. Jadi, tidak jauh-jauh amat. Mengapa saya beli ayam ? tujuannya cuma bakar-bakar sambil menanti tahun baru sekaligus sebagai ucapan syukur di malam penjemputan tahun baru 31/12/2024.
Saya membuka pintu pagar dan keluar, tak jauh dari pintu pagar, saya melihat ada segerombolan anak mudah duduk sambil ribut, membicarakan masalah politik pilbup dan pilgub sangat serius. Hal yang tak tertuga terjadi, dalam gerombolan itu ada satu orang yang menyaut kepada saya.
"Kax Jhon"
"Yooo, bagaimana ?" Saya menjawab sautan dari orang tersebut
Saya berhenti dan melihat-lihat siapa yang panggil nama saya tadi. Saat itu agak malam dan agak gelap area sekitaran itu jadi saya tidak melihat wajahnya dengan baik. Dia datang menyapa ke saya, rupanya dia si Atom. Adik dia sewaktu saya SMA mereka masih SD di kota tua Wissel Meren.
"Kak Jhon mau kemana ?" Tanya atom
"Wih adik Atom" kaget tercengang sambil menjabat tangan menjawabnya
Lanjut "Sa ada mau beli ayam di kios ni dik, kan malam penyambutan tahun baru."
"Oh pass kak, sa juga ada minum ni dengan teman, tapi adik trada rokok ni kak." Kata Atom dengan nada suara lembut
Saya sudah tahu maksud dari si Atom, dia ingin saya harus belikan rokok untuk dia.
Tapi saya penasaran jadi tanya "Dik dong minum apa ni, extrajoskah ?."
"Ah, trada kax. Tong miras ni" jawab Atom
"Issss, iyoee mantap sudah adik dong lanjut. Sa juga mau beli gula-kopi sama ayam."
Dengan sigap Atom berkata "Siap kak, adik pesan roko satu bungkus eee, kak."
"Baik dix." Jawabku pendek
Tapi dalam hati saya berkata, enak saja, kamu kerja bagus jadi minta rokok ke saya untuk belikan, sudah bisa beli miras juga mo, seharusnya mampu beli rokok juga.
Disepanjang jalan poros kompleks kami, begitu banyak orang yang berlalu-lalang. Ada sebagian orang yang tujuannya pergi ke gereja beribadah, ada pula yang berpacaran, ada yang bakar-bakar ikan dan ayam di tepi jalanan (itu para pendatang), ada yang baku pukul entah karena masalah apa, penyambutan tahun baru kali ini tak sama seperti tahun-tahun yang silam.
Sesampainya di kios saya beli ayam 1 ekor seharga 100 ribu dan gula+kopi seharga 20 ribu. Batin saya memberontak, apakah saya harus belikan rokok untuk orang mabuk (dik Atom), ataukah tidak ? Sekitar 2 menit berfikir, saya memutuskan untuk membelikan rokok Troy satu bungkus. Karena ada alasnnya tersirat dalam benak, jika saya tidak belikan dia rokok jangan sampai dia ribut, atau bisa saja menyimpan dendam, maka dari itu saya memutuskan untuk membelikannya.
Lalu saya jalan kembali kerumah, dengan membawa barang belanjaan. Sesampainya di gerombolan tadi saya memanggil orang yang minta dibelikan rokok tadi.
"Dik Atom"
"Yo kak" saut atom sambil berdiri
Saya berkata sambil memberikan rokok "Ini rokok yang dix pesan tadi, kak su belikan."
"Sio sayang, kak terima kasih banyak." Atom menjawab sambil mengulurkan tangan menerima
Lalu dia tarik tangan saya, ajak saya melangkah sedikit ke kerimunan teman-tamannya yang sedang cerita kiri-kanan tanpa arah.
"Wei kam diam dulu." Tegur Atom kepada teman-temannya agak keras
Lanjut Atom "Kam tau kah tidak, ini sapu kaka jago de belikan sa rokok satu bungkus, de ni rapper tua, terbaik di Paniai tapi de pu gaya itu sante, de tra sombong".
Teman-temannya jawab "Iyoee, hormat kax."
"Iyo jadi, kam harus hormat sama dia."
Saya berfikir saja mereka memuji dan menghormat saya karena, saya telah belikan mereka rokok. Itu sudah pasti !
"Hormat adik-adikku, Kenapa adik-adik minum minuman keras." Tanya saya
Jawab salah satu teman Atom "Malam ini kan akhir tahun, sebentar lagi tahun baru jadi tong minum kak."
"Wih, tapi kenapa harus miras. Kan kita bisa beli kopi atau extrajoss susu untuk minum." Jawab saya lembut
Kompak mereka tanggapi "Adoo, trabisa kax karena miras yang paling mengerti jadi."
Tanya saya balik "Mengerti apanya, adik-adikku?."
"Kita punya perasaan too." Agak keras merespon pertanyaan saya
Dengan merasa sedih dan prihatin saya menasehati mereka "Isst, iyoee. Tapi, adik-adik juga harus mengerti orang tua punya perasaan seperti bagaimana dirumah, memikirkan kalian anak-anaknya."
"Itu benar kak, tapi tong pu masalah banyak jadi tong mau lepas beban dengan miras kak." Menanggapi serius oleh Atom
Karena mereka sudah terlanjur menikmatinya, saya bilang "Iyoee, baik sudah terserah adik dong sudah, sa juga lanjut kerumah dulu masak kopi dan bakar ayam dulu."
"Sip, iyo sudah, selamat menyambut tahun baru kak." Kalimat Pamitan dari mereka
"Selamat menyambut tahun baru juga dik dorang." Respon saya
Saya mulai menjabat tangan mereka semua satu-persatu, lalu balik melangkah kerumah. Setelah sesampainya dirumah, saya mulai menyediakan bumbu, membakar ayam ditungku api. Setelah selesai bakar ayam, saya lanjut memanaskan air untuk putar kopi, sambil tunggu airnya panas saya mengeluarkan speaker, amplifier, mic dari kamar saya ke depan halaman rumah. Lalu saya setel alat-alatnya, cek soundnya, semuanya aman.
Tak menunggu lama saya ke dapur untuk melihat apakah airnya sudah mendidih ataukah belum, ternyata sudah mendidih. Saya mengambil sebuah termos, yang ukurannya tidak terlalu besar dan panjang tapi medium. Saya masukkan gula+kopi diaduk, selesai. Lalu saya bawa nasi, ayam bakar, kopi, ke depan halaman dimana tempat saya menaro speaker dan lainnya.
Makanan dan minuman sudah sedia, alat elektronik sudah sedia, tinggal tunggu waktu untuk menikmatinya. Setelah waktu menunjukkan 11:30 PM saya mulai karaoke sendiri, hingga tiba waktu puncaknya 00:00 AM, sambil menonton indahnya kembang api ditembakkan ke langit oleh orang-orang, saya menikmati hidangannya, plus musik lagu" DJ volume 100%. Malam penjemputan tahun baru dari rumah sendiri.
Selesai