(Foto Doc Penulis)
Oleh Neles Pigai
Seorang bapak yang tinggal di sebuah desa, pergi ke kota membeli kampak kayu.
Sebut saja ia bapak A. Bapak A berprofesi sebagai penebang pohon. Setelah mencari-cari, akhirnya bapak A pun mendapatkan sebuah Kampak yang sangat bagus sesuai yang diinginkannya. Lantas bapak A pun pulang ke daerahnya dan mulai menggunakan Kampak yang baru dibelinya itu.
"Wah, Kampak ini hebat sekali. Bagus, tajam, bisa memotong batang pohon dengan cepat sehingga hasil yang kudapatkan jauh lebih banyak," gumam bapak ini sambil mengagumi Kampak Yang baru saja dibelinya itu.
Di hari pertama itu, bapak ini merasakan senang sekali. Esoknya ia pun kembali bersemangat memotong kayu dengan kampak barunya, dan hasilnya juga memuaskan.
Namun setelah 2 Minggu kemudian, bapak ini merasakan kampaknya tidak berfungsi bagus seperti semula. Biasanya ia bisa memotong dua puluh kayu sehari. Tapi, sekarang ini cuma belasan kayu.
"Ah.......... Mungkin ini karena aku kurang kerja keras, jadi hasilnya sekarang menurun. Besok aku harus kerja lebih keras lagi, "gumam bapak A dalam hati.
Akhirnya ia pun bekerja lebih keras lagi. Namun hasilnya tidak jauh lebih baik, malah hasil tebangannya juga lebih sedikit daripada sebelumnya.
"Wah.... Sepertinya aku harus kembali ke toko tempat beli Kampak ini," gumam bapak penebang kayu.
Besoknya bapak penebang kayu itu pergi ke toko tempat ia membeli Kampak.
"Saya mau Komplain. Kampak yang saya beli tidak tahan lama sesuai yang Anda katakan. Saya sekarang tidak bisa menebang banyak. Awalnya Kampak ini memang bagus sekali, namun sekarang ini Kampak ini cuma bisa memotong sedikit batang pohon, padahal kerjaku jauh lebih keras dari awalnya, "komplain bapak itu.
"Oooo, gitu ya pak, " respons si penjual Kampak, "kapan terakhir kali bapak mengasah Kampak ini?"
tanyanya lanjut pada si penebang kayu.
__"Belum pernah," Jawab bapak penebang kayu, dia tertegun setelah itu. Ia baru menyadari penyebab kampak nya sekarang menebang lebih sedikit dari sebelumnya.
"Terkadang kita sibuk bekerja keras menggapai impian-impian, namun lupa "mengasah Kampak"nya. Lupa belajar meningkatkan kemampuan. Jadi cuma bekerja keras tanpa berpikir bagaimana bekerja cerdas."