(Ilustrasi Gambar Sekolah, Sumber: Kompasiana.com)
Kajian khusus transformasi pendidikan dan program yang urgen, efektif dan efisien untuk keberlanjutan pembangunan pendidikan di Papua Tengah mulai dari daerah terpencil.
Oleh
Jhon Minggus Keiya
No HP/WA 082189346477
Secara universal mendefinisikan bahwa pendidikan adalah suatu peristiwa yang dimana, mengajak khalayak untuk belajar dan mengajar dalam rangka mengubah sikap (attitude) dan tingkah laku (Behaviour) hingga terbentuk kedewasaan pada diri seseorang. Kemudian, untuk memperoleh pendidikan yang dimaksud, tentu harus melalui sebuah instansi yang memperoleh kewenangan dari pemerintah pusat dan daerah yaitu yang disebut “Sekolah”. Kita harus tahu bahwa sekolah dibangun bukan hanya semata bangunan fisik namun sekolah dihadirkan untuk membangun dan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Pendidikan musti diperhatikan dengan perasaan antusias yang sangat serius dan pendidikan wajib dibangun secara komprehensif dan merata, baik dari pihak penyelenggara maupun pemerhati (Guru & Pemerintah). Secara, pendidikan di Indonesia khususnya di Papua belum pernah mengalami kemajuan diakibatkan oleh berbagai faktor kesalahan dan juga diakibatkan kemungkinan karena kelalaian pemerintah dan instansi terkait. Kelalaian dari pada pemerintah yang dimaksud diantanya adalah belum melihat secara lebih luas dan mata terbuka perkembangan pendidikan di suatu daerah (Kabupaten) dalam hal ini sekolah-sekolah yang terletak dipelosok-pelosok.
Estimasi dari pemerintah adalah bahwa sekolah yang terletak di pedalaman atau pelosok tidak menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga tidak perlu diperhatikan lagi, yang lebih diutamakan dan disohor adalah sekolah yang berada di perkotaan, itu pemikiran dangkal dan pemerintah gagal membangun daerah itu. Justru itu, saya malah lebih senang jika setiap kabupaten dan setiap distrik memiliki jenjang sekolah SD-SMA dan Perguruan Tinggi yang layak digunakan. Sehingga tidak hanya anak mudah saja yang dapat bersekolah melainkan orangtua dan lanjut usia yang belum memiliki sertifikat (ijazah) bisa memperolehnya beserta skill yang efisien.
Pendidikan di Indonesia tepatnya di Papua harus dibenah dengan baik. Lebih-lebih terhadap sekolah yang terisolasi (sekolah yang terletak di Pedalaman/pelosok), mereka sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah. Sangat minim perhatian dari berbagai pihak terutama perhatian dari pemerintah, sebab sekolah yang semestinya bergerak maju, kini tertinggal. Ketidak mampuan dalam mengurus sebuah wilayah yang memiliki kewenangan dari pusat yang terdiri dari Bupati hingga bidang-bidangnya, kini lebih banyak sekolah mengalami kendala, memiliki banyak kekurangan seperti fasilitas belum memadai, tenaga guru masih minim dan belum berkompeten dibidangnya. Pada kenyataanya, nyaris ada sekolah yang ditutup kini beroperasi kembali.
Pembahasannya yang akan saya bahas adalah sebuah keresahan saya ketika saya mengajar sebagai guru honorer di salah satu sekolah yang terletak diwilayah terpencil di Provinsi Papua Tengah, Kabupaten Dogiyai. Tulisan ini juga mengandung usulan-usulan, dari saya untuk masyarakat setempat, kepada para Guru yang mengabdi disetiap sekolah yang ada di daerah terpencil, dan kepada Pemerintah Kabupaten terkait hingga provinsi. Bagaimana agar semua pihak bahu-membahu menyiapkan program yang handal menciptakan sebuah pemikiran kritis dalam membenahi pendidikan yang berjalan mundur di Papua secara universl.
A. Implementasi Peran Pemerintah di Bidang Pendidikan
1. Sekolah Terisolasi Membutuhkan Tenaga Pendidik yang Setia
Tidak dapat dipungkiri bahwa kini sekarang tidak ada lagi tenaga pendidik yang bersedia ditempatkan diberbagai sekolah yang terletak didaerah pelosok. Sekarang tenaga pendidik semakin minim dengan adanya kelalain pemerintah dalam mengatasi persoalan pendidikan ini. Dengan kata lain ada banyak hal yang belum diselaikan diberbagai wilaya di Papua.
Pemerintah seakan tidak memiliki cukup tenaga, daya dan upaya untuk memantau sekolah-sekolah yang terletak dipelosok yang kini nyaris untuk ditutup namun adapun yang sudah ditutup. Persoalan ini sangat serius untuk diperbincangkan mulai dari tingkat pemerintahan yang menduduki posisi tertinggi yakni menteri pendidikan, hingga pemerintah daerah.
Untuk memastikan adanya tenaga tenaga pendidik yang tetap setia mengajar diwilayah terisolasi, semestinya pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis yang mencakup insentif, fasilitas, serta kebijakan yang mendukung kesejahteraan guru. Kita tahu bahwa jika pemerintah tidak memperdulikan kesejahteraan guru nisacaya sekolah tidak akan berjalan baik.
Tindakan konkret yang perlu diambil pemerintah adalah kebijakan pengangkatan lebih cepat bagi guru honorer yang bertugas didaerah terpencil agar mereka mendapatkan status sebagai ASN lebih cepat. Bila perlu diprioritaskan putra/putri daerah atau kabupaten itu yang lebih memahami situasi dan kondisi diwilayah terpencil itu.
2. Mengatasi Kendala Para Guru di Wilayah Terpencil
Guru disekolah yang terisolasi sering kali menghadapi berbagai tantangan yang menyebabkan mereka tidak rajin datang ke sekolah untuk mengajar. Ada banyak sekolah didaerah terpencil di Provinsi Papua Tengah yang sulit mengakses transportasi dan sulit untuk dijangkau. Sehingga guru-guru terutama guru honorer terpaksa menginap di rumah kerabat. Sekolah yang terisolasi sering kali memiliki fasilitas yang sangat terbatas yang berdampak pada kenyamanan dan semangat guru untuk mengajar.
Tidak adanya perumahan guru yang layak membuat mereka harus tinggal jauh dari sekolah, sehingga enggang untuk hadir setiap hari. Lalu minimnya listrik dan jaringan internet menyulitkan guru dalam menyiapkan materi pembelajaran dan berkomunikasi dengan dunia luar. Keterbatasan buku, alat tulis, dan laboratorium membuat proses belajar mengajar menjadi kurang efektif, sehingga guru merasa kurang termotivasi.
Banyak guru didaerah terpencil mengalami masalah kesejahteraan yang berdampak pada motivasi kerja mereka. Rupanya, gaji guru honorer sering terlambat atau tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup mereka. Tidak ada tunjangan khusus bagi guru yang mengajar di daerah terpencil membuat mereka merasa kurang dihargai. Bahkan minimnya pengawasan dari dinas pendidikan dan pihak terkait membuat guru tidak merasa terikat dengan kewajibannya.
3. Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas Tenaga Pendidik
Guru adalah pilar utama dalam pendidkan dan pemerintah daerah serta provinsi memiliki kewajiban untuk meningkatkan kualitas serta kesejahteraan mereka. Maka rekrut dan distriusikan guru ke daerah yang mengalami kekurangan tenaga pengajar, di pelosok. Setelah pendistribusian dilakukan, untuk meningkatkan kualitas pengajaran perlu ada pelatihan dan pengembangan professional guru seperti workshop, seminar, dan sertifikasi.
Pemerintah harus memperhatikan juga peningkatan kesejahteraan guru, termasuk tunjangan bagi guru honorer dan intensif bagi guru yang mengajar di daerah terpencil. Kemudian, agar sekolah lebih efektif dalam mengelola proses belajar mengajar, perlu adanya kegiatan meningkatkan kompetensi kepala sekolah melalui program kepemimpinan pendidikan.
4. Menyediakan Fasilitas Sarana dan Prasarana disetiap Sekolah
Fasilitas adalah kebutuha utama yang dibutuhkan disekolah demi kelancaran aktivitas belajar mengajar disetiap sekolah. Namun hingga saat ini saya belum melihat pemerintah menyalurkan fasilitas-fasilitas itu. Ini menjadi pertanyaan besar buat saya dan semua orang, apakah pemerintah sedang dibutakan oleh uang? Apakah Pemerintah belum mamahami metode untuk memajukan pendidikan didaerahnya?.
Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa sekolah-sekolah didaerah terpencil memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Untuk mencapai hal ini diperlukan strategi yang terencana dan berkelanjutan. Pemerintah perlu menambahkan Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan untuk pembangunan sekolah didaerah terpencil. Memastikan penyaluran dana BOS tepat waktu agar sekolah membeli peralatan yang diperlukan.
Sekolah terpencil sering mengalami kesulitan dalam mendapat akses listrik, air bersih, dan sanitasi yang memadai. Kemudian akses internet dan teknologi pun kurang bahkan tidak ada padahal ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran didaerah terpencil.
5. Meningkatkan Akses Pendidikan bagi Seluruh Masyarakat
Pemerintah daerah dan provinsi harus memastikan bahwa setiap anak memiliki akses yang sama terhadap pendidikan, tanpa terkendala factor ekonomi, geografis, atau social. Sehingga, saya menyarankan pemerintah wajib menyediakan beasiswa daerah bagi siswa kurang mampu atau tidak berprestasi agar mereka tetap bisa bersekolah. Program pendidikan gratis ditingkat SD, SMP, SMA/SMK. Memberikan fasilitas transportasi bagi siswa yang harus menempuh perjalan jauh ke sekolah.
Mengadakan program kejar paket A, B, C bagi masyarakat yang putus sekolah agar mereka bisa mendapatkan pendidikan setara SD, SMP, da SMA. Membuka kelas inkusif dan sekolah khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus agar mereka mendapatkan hak pendidikan yang layak.
B. Peran Sekolah dan Guru
1. Menyediakan Kurikulum yang sesuai dengan Atmosfer Sekolah
Peran guru dan sekolah dalam menyediakan kurikulum yang sesuai dengan atmosfer sekolah sangat penting untuk memastikan proses belajar-mengajar berjalan efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Setiap sekolah memiliki lingkungan sosial dan budaya yang berbeda, sehingga kurikulum harus dirancang agar relevan dengan kondisi diwilah tersebut.
Sekolah yang berada didaerah pedesaan yang mungkin kental dengan adat dan buadaya, sekolah dapat menyesuaikan kurikulum dengan memasuka muatan lokal, seperti bahasa daerah, dan kearifan lokal, agar siswa tetap terhubung dengan budaya mereka. Sedangkan sekolah yang berada di perkotaan bias lebih focus pada literasi digital dan keterampilan teknologi untuk mempersiapkan siswa menghadapi dunia kerja yang berbasis teknologi.
Kurikulum harus fleksibel dan bisa diadaptasi sesuai dengan kebutuhan dan potensi siswa agar mereka dapat berkembang secara maksimal. Guru bukan hanya penyampai materi tetapi juga fasilitator yang memastikan bahwa kurikulum diterapkan dengan cara yang sesuai dengan atmosfer sekolah dan kebutuhan sekolah. Atmosfer sekolah sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diajarkan didalam kurikulum, sehingga penting bagi sekolah untuk mamaasukn pendidikan karakter.
Sekarang tak ada yang namanya sekolah kampung dan sekolah kota, sebab ini era digital yang menuntut para pelajar harus memanfaatkan teknologi. Dalam hal ini, sekolah dan guru harus mampu menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan teknologi agar siswa siap mengahadapi tantangan dimasa depan.
2. Menjalankan Kunjungan Guru kepada Murid yang Malas Kesekolah
Siswa disekolah membutuhkan perhatian, kasih, dan sayang dari seorang guru sebagai orang tua dilingkungan formal. Perhatian jangan hanya diberikan kepada siswa yang rajin, pintar dan berprestasi. Murid menjadi nakal ataupun malas datang kesekolah, kemungkinan ada penyebab tertentu. Maka sebagai kepedulian terhadap siswa atau siswi tersebut, guru perlu melakukan pendekatan yang humanis. Pendekata yang dimaksud adalah berkunjung ke rumah siswa tersebut.
Sebelum malakukan kunjungan guru dan pihak sekolah harus memahami alasan mengapa siswa tersebut malas kesekolah apakah ada masalah pribadi atau keluarga, kesulitan akademik, kurangnya motivasi, masalah social, kendala ekonomi ? Guru dapat berdiskusi dengan wali kelas, guru bimbingan konseling, atau teman sekelas untuk mendapatkan informasi awal. Menganalisis data kehadiran siswa untuk melihat pola ketidak hadiran mereka. Lalu, perlu berkoordinasi dengan orang tua atau wali murid untuk memastikan kunjungan berjalan lancar.
Saat melakukan kunjungan, guru harus menciptakan suasana yang nyaman dan tidak membuat murud atau keluarganya merasa tertekan dengan cara melakukan pendekatan yang ramah dan empati, mendengarkan alasan siswa, memberikan motivasi, dan menawarkan solusi. Setelah kunjungan perlu ada langkah lanjutan agar siswa benar-benar kembali ke sekolah dan tidak mengulangi kebiasaan.
3. Melaksanakan Kegiatan Pertemuan Orangtua Murid di Sekolah
Melakasanakan pertemuan orang tua murid di sekolah membutuhkan strategi yang matang agar acara berjalan efektif, menarik, dan memberikan dampak positif bagi siswa, orang tua, dan sekolah. Tujuan dari melaksanakan pertemuan ini adalah memperat hubungan antara sekolah, guru, dan orang tua dalam mendukung pendidikan anak. Kemudia ada pula untuk memberikan informasi terbaru mengenai kebijakan sekolah, program akademik, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam pertemuan ini pula pihak sekolah dapat menyampaikan perkembangan akademik, social siswa kepada orang tua agar orang tua bisa mengetahui tentangan atau kesulitan yang dihadapi anak di sekolah. Mengajak orang tua untuk lebih aktif dalam mendukung pembelajaran di rumah.Namun pihak sekolah juga harus menerima masukan dari orangtua murid untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
C. Peran Masyarakat
Masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan sekolah mulai dari fasilitas non-fisik maupun fisik sekolah agar tetap terawat dan dapat digunakan dalam jangka yang panjang dan berkelanjutan.
1. Menanamkan Kesadaran akan Pentingnya Menjaga Fasilitas Sekolah
Masyarakat terutama orang tua, guru dan tokoh masyarakat harus menanamkan pemahaman bahwa perabotan sekolah adalah asset bersama yang harus dijaga demi kenyamanan belajar siswa. Orang tua mengajarkan anaknya dirumah tentang pentingnya menjaga barang umum, termasuk perabotan sekolah. Kemudian, guru memberikan pendidikan karakter di sekolah tentang tanggung jawab dalam menggunakan fasilitas bersama. Tentu masyarakat dan pemuka agama menyampaikan pesan tentang pentinnya menjaga fasilitas sekolah dalam berbagai kesempatan seperti pertemuan warga atau ketika berkotbah.
2. Rasa Memiliki Terhadap Sekolah
Ketika masyarakat merasa bahwa sekolah adalah bagian dari mereka, maka mereka akan lebih peduli dan tidak merusak fasilitas. Masyarakat bisa membantu menjaga fasilitas sekolah dengan memberikan pengawasan, baik saat jam sekolah maupun diluar jam sekolah. Jika ada yang merusan fasilitas sekolah perlu ada tindakan yang tegas namun tetap mendidik agar kejadian serupa tidak terjadi.
3. Partisipasi dalam Perawatan Sekolah
Masyarakat bisa membantu sekolah dalam merawat fasilitas sekolah agar tetap dalam kondisi baik. Diantaranya dengan cara menggalang dana perabotan sekolah bagi sekolah yang kekurangan fasilitas. Tenaga sukarela untuk memperbaiki meja, kursi, atau fasilitas lain yang rusak. Dengan keterlibatan aktif masyarakat sekolah bisa menjadi tempat belajar yang nyaman, aman, dan mendukung perkembangan siswa secara maksimal.
Kesimpulan
Pemerataan pembangunan pendidikan di Provinsi Papua Tengah harus dimulai dari sekolah sekolah yang terisolasi karena daerah-daerah ini masih menghadapi tantangan besar dalam akses pendidikan. Infrastruktur yang terbatas, minimnya tenaga pendidik, serta kurangnya fasilitas belajar menghambat perkembangan pendidikan di wilayah terpencil. Maka, pemerintah, sekolah, dan masyarakat setempat bahu membahu saling membantu memajukan mutu pendidikan demi masa depan anak bangsa Papua yang lebih baik.
Untuk mewujudkan pemerataan, pemerintah daerah dan provinsi perlu memprioritaskan pembangunan infrastrusktur sekolah, memastikan distribusi guru yang merata, serta menyediakan akses teknologi, transportasi dan sumber belajar yang memadai. Selain itu keterlibatan masyarakat dan dukungan dari sektor swasta dapat mempercepat peningkatan kualitas pendidikan. Dengan fokus utama pada sekolah yang terisolasi, pemerataan pendidikan di Papua Tengah dapat berjalan lebih efektif, sehingga semua anak tanpa terkecuali, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dan membangun masa depan yang lebih baik.
Kiranya artikel ini menjadi sebuah acuan bagi para pemimpin baru yang mulai menduduki kursi legislatif kabupaten dan provinsi, bupati dan Gubernur hingga instansi terkait di Provinsi Papua Tengah.
Saya ingin mengakhiri artikel ini dengan sebuah kutipan dari seorang murid saya (MB) yang membuat saya terharu ketika mendengarnya ditahun 2023.
“Jarak dari Siriwo ke sekolah memang jauh tetapi masih lebih jauh langkah saya untuk menggapai mimpi untuk membahagiakan orang tuaku.”
(MB)
Penulis adalah Alumnus Universitas Satya Wiyata Mandala (Uswim) Nabire, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Saat ini mengajar sebagai Guru Honorer di SMA Negeri 1 Dogiyai.