Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Rimbaku Dimusnah

Kamis, 20 Februari 2025 | Februari 20, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-21T06:30:58Z
(___ Foto diambil ketika pena menggores syair diatas kertas dibelantara hutan Papua Tengah | Doc Pribadi)


Cipta: Jhon Minggus Keiya
Syair: Jhon Minggus Keiya
Waroki, 22 September 2024


Kesekian purnama ku lalui di mama kota, Pulau Dewata

Dikarena merindu yang menggebuh-gebuh 

Membawa ragaku kembali ke Pulau Surga

Bandara Douw Aturure, dibawah terik menyengat menjemput daku 


Hening sesalku 

Aku hirup nafas mendalam dan hembuskan perlahan 

Aneh...! seakan paru-paru tak ada guna 

Udara dan hawa kini tak serupa dulu

Ada apakah gerangan !?


Inikah rasanya...

Setelah surgaku dipecah belah menjadi enam, tanyaku ?


Inikah nasibku...

Setelah rimbahku digusur untuk kepentingan penguasa, pikirku !


Masa-masa yang telah silam

Aku berjalan dan berlarian tanpa alas kaki

Bumi tak menolak pijakanku

Ia persilahkan daku dengan tersenyum menapakinya


Bumi tak menolak keadaanku

Walaupun aku tak berpakaian mewah

Ia Menerima aku terus berdamping dan saling menjaga

Air mata nyaris tercurah melihat rimbaku dimusnah 


Nampak manja dahulu sudah berubah 

Kesejukan dulu, aku tak merasakannya kini

Daku masih menyayangimu surgaku yang ku puja

Jangan hukummu berlaku untuk semua

melainkan pada mereka yang menyiksamu


Wahai para penguasa... !!!

Dimanakah nuranimu

Bukankah karma berlaku untuk anak cucu kedepannya


Wahai para penguasa...!!!

Jaga dan lestarikan hutan agar tetap utuh

Janganlah Rimbah Dimusnah

Janganlah merusak hidupku

Aku ingin hidup lebih lama di jagat ini

TUTUP IKLAN
TUTUP IKLAN
×
Berita Terbaru Update